CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Cari

Custom Search

Penghuni Dab

Black Parade

BLACK PARADE

Usahanya Anak Parade

Sabtu, 30 Mei 2009

CERITA ANAK KOST( Aris marah........)

CERITA ANAK KOST( Aris marah........)


Setiap hari, Tino memang sibuk, dia harus mengerjakan banyak tugas baik dari sekolah ataupun tugas pribadi, maklum anak muda, banyak gaul banyak temen. Dia tinggal di sebuah kost yang letaknya cukup jauh dari sekolahnya, atau tepatnya di pinggir kota. Disana ia tinggal dengan teman-teman kost yang lain.
Suatu hari dia mengerjakan tugas dari sekolah. Dia mengerjakan tugas itu sejak beberapa hari yang lalu. Mungkin tugasnya banyak atau nggak pernah dikerjain.
“Duh, banyak bener tugasnya ya.......... yang satu belum rampung dah datang lagi tugas yang lain. Emang hidup ini ngga ada yang mudah.!!!” Kata Tino kepada Dito yang duduk disebelahnya.........

“Ya iyalah, mau tidur aja sulit apa lagi buat tugas. Gue yang tugasnya nggak banyak aja pusing. Soalnya pacar gue kayaknya selingkuh ma temenku.”sahut Dito dengan bete.
“Pacar loe ada berapa sih, kok dari kemarin pikirin pacar melulu? Pikirin yang lain gitu, ni gue punya tugas buanyak banget, gimana kalo loe bantu gue ngerjain tugas. Mau nggak, entar gue traktir deh” kata Tino dengan merayu.
“Enak aja, pacar gue tu cuma satu, tapi temen cewek gue ada 5. Ada yang di Magelang, Kebumen, pokoknya banyak deh. Loe mau nggak ada satu cewek yang mau gue putusin tu. Tugas loe apa aja sih, kok kayaknya dari kemarin nggak rampung-rampung?” kata Dito.
“Enak aja loe, emang gue apaan? gue aja bingung kok tugasnya nggak rampung-rampung sih, padahal dah gue kerjain berhari-hari.” cerocos Tino.
“Udah loe kerjain aja tugas loe, entar nggak selesai tuh.” kata Dito sambil berlalu meninggalkan Tino.
Dito pergi ke kamar sebelahnya, disana dia melihat Tora dan Aris sedang main game di laptopnya Tora.
“Eh gue boleh ikutan main nggak ni, gamenya bagus banget tuh.”bujuk Dito.
“Entar gantian, loe nunggu dulu, kalo dah game over baru loe main, OK.”kata Aris sambil memainkan gamenya.
Sementara itu Dito membuka-buka Sms di HaPe Aris yang tergeletak di meja. Di tempat lain, Tino asyik mengerjakan tugasnya. Hingga dia tidak merasa bahwa saat itu jam sudah menunjukkan jam 1 malam.
“Ahh....., ngantuk, tapi nanggung tinggal sedikit lagi. Lebih baik selesaiin aja, besok tinggal kumpulin.”kata Tino pada dirinya sendiri.
* * *
Jam 3 pagi.
“Yess..............!!! Tugas sekolah selesai. Besok tinggal ngumpulin.”kata Tino dengan girang. Ia pun mendekap gulingnya dan menarik selimutnya dan ia pun tertidur.
Jam 5 pagi.
“Tinoooooooooooo........., bangun donk, udah pagi, cepetan sholat subuh”teriak Aris sambil mengetuk pintu kamar Tino.
Didalam kamar, Tino masih mendekap gulingnya erat-erat. Kemudian Aris pun mencoba masuk kamar.
“Kalo loe nggak mau bangun, gue terpaksa masuk buat bangunin loe.”Kata Aris.
Aris pun masuk ke kamar Tino dan mencoba membuka pintu. Dia mengira kamarnya dikunci dan ternyata.
“Yee, gue kira kamar lo dikunci.(mungkin dia lupa menguncinya)”kata Aris sambil ia masuk ke kamar Tino.
“Tinoooooooooooooooo.........., bangun, cepat sholat subuh.”teriak Aris sembari mengguncang-guncang badan Tino.
“Apaan sih loe ris!!, ganggu orang tidur aja.!"celathu Tino sewot sambil merem.
“Bagus loe dibangunin malah sewot. Terserah loe deh, gue dah males bangunin loe.” Sahut Aris nggak kalah sewotnya dan langsung keluar dari kamar Tino.
dan GUBRAKKK..!!! pintu kamar Tino di banting oleh Aris.
“Woyyyyyyyyyyyyyyy! Nggak sopan banget sih jadi orang” Teriak Tino. Tino pun melanjutkan tidurnya yang baru beberapa jam.
Aris pun kembali ke kamarnya dan tidak sengaja melewati dapur. Di sana ia bertemu dengan Dito dan Tora.
“Ada apa loe, pagi-pagi muka udah kusut?” tanya Dito.
“Itu lho, temen loe, dasar anak manja nggak tau terima kasih bete gue ama dia,” sahut Aris dengan sewot.
“Loe juga sih, bangunin orang aja pake acara teriak-teriak segala, emang nggak ada cara lain?” lanjut Tora yang seketika itu buat telinga tino memanas karena merasa terpojok dan merasa niat baiknya tidak ada yang menghargai
“Kok loe malah nyalahin gue sih, bukannya belain atu ngehargain dikit, kok malah belain Tino.”jawab Aris sedih.
“Udah-udah pagi-pagi juga, udah ribut, mendingan loe, Aris mandi sana, entar soal mandi juga ribut.”Dito menengahi.
“Loe Tora, gi sana ke kamar loe atau ke tempat yang lain.”suruh Dito.
Jam 6 pagi.
“Woooooooooh, masih ngantuk nih, tadi ada apaan sih kok pada ribut-ribut kayak ada acara arisan gitu?”Ucap Tino tanpa dosa.
“Apa??? loe nggak tau kenapa ada ribut di rumah kost sepagi ini?” tanya Dito agak emosi.
“Ada apaan sih, bikin penasaran aja?” tanya Tino.
“Itu lho, loe tadikan dibangunin ama si Aris!” jawab Tora
“Ooooh, itu, kalo itu gue inget? Gue tadi nggak sengaja bentak-bentak Aris, dia sih teriak-teriak bikin orang kaget aja. Padahal gue kan baru tidur beberapa jam. Aduh Aris marah nggak ya ama gue?” celathu Toni.
“Tau tu, dia tadi kelihatan kusut banget mukanya.” sahut Tora sambil berdiri bersiap untuk sarapan.
“Udah ra, sarapan aja, ngomong sama si Tino nggak nyambung.” Suruh Dito sambil duduk untuk sarapan.
Toni pun ikut duduk bersama Tora dan Dito, ia pun ingin ikut sarapan bersama dengan mereka.
“Yeeee, loe ngapa ikut duduk, baru bangu tidur aja udah mau sarapan, ngerusak selera makan gue aja.” kata Dito dengan gemas.
“Iya nih, mandi dulu gi entar kalo udah kelar, baru sarapan.” suruh Tora denganmengangkat sendoknya.
Kemudian Toni pergi ke kamar mandi dan Tora dan Dito pun melanjutkan sarapan mereka. Ketika Dito dan Tora sedang asyik sarapan, keluarlah Aris dari kamarnya. Ia melewati mereka tanpa sedikitpun menyapa.
“Aris kenapa tuh, apa dia marah besar, bete ata kenapa?” Tanya Dito sambil melihat Aris yang berjalan keluar rumah kost.
“Tau ah, bodo amat.” Tora tak peduli.
* * *
Malam hari di rumah kost
Ketika Tino, Tora dan Dito sedang berkumpul menonton televisi, pulanglah Aris dari segala kegiatannya di luar. Dia melewati mereka tanpa menyapa, bahkan tidak menoleh sedikitpun. Ia langsung pergi menuju kamarnya, entah apa yang ia lakukan disana.
Sementara itu Tora,Dito dan Tino sedang bertanya-tanya ada apakah gerangan Aris hingga ia tidak menyapa sedikit pun. Mungkinkah ia semarah dan sejengkel itu?
“Woyyy, Aris kenapa tuh? Kesambet setan apaan tuh sampe kayak gitu?” cerocos Tora.
“Huss, nggak boleh gitu ah, dia kan teman kita” potong Dito. Sementara itu Toni pura-pura diam tidak tahu, tetapi didalam hatinya ia masih merasa bersalah kepada Aris sehingga Aris menjadi semarah itu.
“Kayaknya kita kudu minta maaf ama si Aris, nggak enakkan suasana kost kalo kayak gini terus, nanti bisa jadi perpecahan diantra kita. Kitakan sudah menganggap kita semua saudara.”Kata Dito mengajak Tora dan Tino.
“Lagian, harus ada yang mengalah, kalian mau kan minta maaf sama Aris?” tanya Dito.
Suasana pun menjadi hening seperti mengheningkan cipta. Mereka memikirkan kesalahan mereka masing-masing yang telah mereka lakukan kepada Aris. Kemudian Tora membubarkan suasana hening.
“Lagian elo sih ra pake acara nasehatin dia segala, dia kan jadi sakit hati tu.”cetus Toni sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
“Gue kan nggak sengaja bentak dia, kan gue lagi ada di alam bawah sadar.” lanjut Tino tanpa dosa.
“Yeee, capek deh, gue kan cuma bilangin kalo pagi-pagi tu jangan teriak-teriak, lagian kan nggak enak kalo di denger ama tetangga. Loe juga sih dibangunin tapi nggak mau bangun.” sahut Tora.
“Udah-udah jadi minta maaf nggak ni, kalian malah mau ribut lagi.” ajak Dito.
Sementara itu di dalam kamar Aris, Aris sedang menangis karena ia merasa teman-temannya jahat kepadanya. Ia menangis sambil tiduran sambil menatapa sebuah foto. Entah foto ibunya, pacarnya atau malah foto neneknya yang di Kalimantan.
“Tok-tok-tok-tok.” suara pintu kamar Aris diketuk
“Ris lho lagi apa, gi ngerjain tugas atau gi tidur (ups salah kan lagi nangis)?” tanya Tora dengan suara perlahan.
“Ra, loe mau minta maaf atau mau cari masalah lagi?” kata Dito dengan suara agak emosi.
“Ya maaf, gue tadi keceplosan, abiz tadi makan bakso ama sambel sih! Jadi gue mudah banget keceplosan.” celoteh Tora dengan perlahan.
“Trus apa hubungannya keceplosan, makan bakso pake sambel ama minta maaf am Aris?” tanya Tino dengan sedikit emosi.
“Ya nggak ada sih, tadi gue cuma iseng-iseng aja buat lelucon, biar pada tertawa, eh malah di marahi.”sahut Tora dengan malas.
“Udah buruan minta maaf.” suruh Dito
“Ris, kamu marah ya sama aku, aku minta maaf deh kemarin dah bentak-bentak kamu, padahal kamu kan berniat baik, eh malah gue yang sewot.” kata Tino menyesal.
Aris hanya diam saja seperti tak merespon perkataan-perkatan Tino. Dito dan Tora semakin merasa bersalah melihat sahabat mereka sedang sedih, namun mereka sendiri tidak bisa merasakan apa yang telah Aris rasakan.
“Ris, jika kami bersalah kepada kamu, atau ada kata-kata kami yang tak enak di hatimu, maafkanlah kami.” kata Dito memelas.
Kali ini Aris juga benar- benar tidak atau belum merespon perkataan mereka. Sepertinya masih ada yang mengganjal di hati Aris sehingga ia tidak menanggapi kata-kata Tino dan Dito. Aris hanya duduk dan menundukkan kepalanya, air matanya pun tak berhenti mengalir hingga matanya memerah bak darah segar.
“Gimana Ris, apa kamu maafin kami? Kalo kamu nggak mau maafin kami, nggak apa-apalah, toh kami juga yang bersalah.”seru Tora.
Aris pun mulai bergerak dan duduk dengan tenang. Sepertinya ia sudah membuka kembali hatinya dan akan memaafkan kesalahan teman-temannya.
“Aku juga minta maaf, mungkin aku juga yang bersalah kepada kalian, aku kemarin pagi udah teriak-teriak bangunin kamu, padahal kamukan masih capek ngerjain tugas kamu yang numpuk banyak banget.”kata Aris sambil memeluk Tino erat-erat.
“Enggak kok, kamu nggak salah, emang dasar aku aja yang manja, udah baik-baik dibangunin, malah aku nggak mau bangun. Sekali lagi aku minta maaf sama kamu.”kata Tino yang juga meneteskan air matanya karena ia sangat terharu.
“Maafin kita juga ya, kita kan juga punya salah sama kamu.”sahut Dito dan Tora bersamaan.
Aris pun semakin terharu mendengar pernyataan demi pernyataan sahabat - sahabat dalam satu rumah kost itu, dan Aris bangkit dari tempat tidur dan menatap wajah teman2 nya yang sedang harap-harap cemas menanti sebuah jawaban dari permintaan maaf mereka. Lama Aris menatap mereka mencari sebuah kejujuran dan ketulusan di mata mereka apakah mereka tulus dan jujur atas apa yang mereka katakan padanya barusan. Dalam hati Aris merasa terharu dan sangat bahagia serta bersyukur pada tuhan karena telah di pertemukan oleh orang-orang yang baik seperti mereka. Merekapun tersenyum bangga atas persahabatn yang sudah mereka jalin.
Persahabatan memang lebih indah dari apapun...,,,


Komentar :

ada 0 komentar ke “CERITA ANAK KOST( Aris marah........)”

Posting Komentar

Soccer Rankings