CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Cari

Custom Search

Penghuni Dab

Black Parade

BLACK PARADE

Usahanya Anak Parade

Kamis, 28 Mei 2009

CARUT MARUTKU

CARUT MARUTKU

Pada suatu masa, di suatu tempat yang penuh dengan cobaan, liku-liku kehidupan yang membuat gelisah, perasaan tidak nyaman, ketakutan, persaingan dan lain-lain. Tempat itu adalah dunia ini, kehidupan ini. Saya merenung dengan penuh penghayatan demi sebuah karya yang original. Saya mulai berpikir bahwa sebagai manusia akhirnya menemukan suatu kendala, dimana kendala tersebut kebanyakan mulai, Saya temukan di kelas X. Berbagai kendala dari masalah kecil sampai masalah besar. Tetapi, yang paling menonjol adalah suatu pertanyaan di dalam benak Saya, yang selalu muncul dari yang aneh sampai yang tidak masuk akal, bahkan Fisika pun lebih mudah dari masalah ini (karena apabila kita mau mempelajari Fisika, kita pasti bisa. Tetapi tidak untuk sebuah masalah yang abstrak seperti ini, kecuali bagi orang-orang tertentu seperi: orang bijak, orang yang mendapat petunjuk, Sufi dan lain-lain)..............


Namun Saya tidak tahu dari mana asalnya masalah tersebut, apakah dari lingkungan, kebiasaan, atau bahkan fitrah manusia? (I don’t know). Saya sering bertindak aneh, dari mencoba-coba sesuatu seperti membaca (dan akhirnya membaca menjadi hobi baru ku, penj), mencoba berbicara (dan akhirnya Saya berani berbicara panjang lebar dari sebelumnya, penj), mencoba berpikir seperti orang sukses (inilah yang menyebabkan Saya kurang menyenangi pendidikan di Sekolah yang cenderung monoton, karena menurut yang Saya baca bahwa banyak genius-genius dunia seperti itu), sampai berusaha berpikir dari sudut pandang orang lain, entah itu Guru, Teman, Cewek atau bahkan orang miskin(Namun, ini belum berhasli, penj.). Mengapa semua itu terjadi? Saya tegaskan sekali lagi, Saya tidak tahu.
Tapi, tidak Cuma berhenti sampai di sini, karena masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak Saya, seperti : Apa makna dari hidup ini? Mengapa kita hidup? Apa tujuan hidup? Apa tujuan belajar Fisika, Kimia, Matik dll? Mengapa KBM di sekolah begitu membosankan?(kecuali ekonomi, karena Guru nya cukup komunikatif dan penuh inspirasi, penj.) Dsb. Di sinilah sebagian besar waktu Saya habiskan untuk merenung, merenung dan merenung. Kadang Saya sedih, kadang kala Saya senang, kadang Saya berpikir hidup ini hampa, kosong, tak bermakna, membosankan, membingungkan, penuh persaingan, penuh dengan gengsi (di saat Saya berkumpul dengan teman sekelas, perasaan ini sangat terasa walaupun Saya mencoba menolaknya tetapi sangat sulit. Mungkinkah ini yang dinamakan HADO, Fheng Shui ato apa? gampangnya semacam penularan mental yang disebabkan oleh gelombang dalam tubuh , penj). Oleh sebab itu, maka benar sekali apabila kita hubungkan dengan khususnya agama Saya (Islam, penj) bahwa kita disarankan berkumpul dengan Orang Soleh (yang sering dinyanyikan Opick “Tombo Ati” , penj), kalo orang Jawa bilang yang intinya “jangan dekat-dekat dengan kerbau nanti ketularan kotornya”. Yang secara langsung ato tidak langsung dapat mempengaruhi kita. Namun, di saat Saya berkumpul dengan orang tak berpunya (Asisten Rumah Saya, Teman SMP Saya yang hidup apa adanya dll, penj) Saya merasakan sesuatu yang sangat berbeda, rasa itu adalah persahabatan, penerimaan, ketentraman, kedamaian, penuh makna dan lain-lain. Sungguh!!! Saya tidak bisa mengungkapkan dengan tulisan, karena begitu luar biasanya!!! Emosi ini.
Inikah Hidup? Inikah Kehidupan? Saya tidak bisa menjawab sekarang, atau bahkan setelah Saya matipun. Pemikirnan-pemikiran di atas, Saya sadari sebagai suatu proses yang harus Saya hadapi, mungkin Orang lain juga. Ada satu rasa emosi yang sangat berkesan sampai saat ini, dimana emosi tersebut adalah seperti rasa persaingan, gengsi, kompetisi, penuh dengan kedengkian, yang mana emosi tersebut banyak Saya temukan di dalam kelas, saat berkumpul dengan teman-teman (sebagian telah dijelaskan pada bag atas, penj), berkumpul dengan orang-orang yang ambisius, berkumpul dengan anak-anak gaul, berkumpul dengan anak-anak band dan masih banyak lagi. Saya merasakan suatu rasa yang sungguh sangat sulit untuk Saya ungkapkan melalui tulisan. Dari rasa tak berharga sampai frustasi. Dari situ, Saya terus berjuang untuk mencari solusi dari masalah tersebut, dan cara yang paling menonjol adalah dengan membaca. Namun, selain membaca Saya juga bertanya, merenung dll.
Akhirnya proses yang menguras tenaga memberi Saya, seberkas cahaya solusi. Solusi itu adalah bahwa “Musuh ku adalah Diriku Sendiri, bukan Guru, Teman, bahkan setan”. Karena saat kita berhadapan dengan diri kita sendiri, seakan-akan kita tidak mampu mengatakan “tidak”. Nah, dari seberkas cahaya solusi tersebut muncul sebuah pertanyaan baru “Apa yang harus Saya lakukan?”
Oh tidak!!!! Mengapa selalu ada pertanyaan yang harus Saya jawab, di saat masalah yang lain belum beres, seperti: prestasi akademik yang buruk (hal ini Saya pikirkan karena Orang tua Saya, penj), bisnis yang belum jalan (Inilah impianku, impian yang sangat membakar semangat. Bisnis yang Saya tekuni langsung Go International, karena berbasis internet, bersama seorang patner setiaku. Namun, terbentur modal, maka Kami pun harus bersabar dengan menabung, penj), hubungan dengan Guru mulai kurang harmonis (ini terbukti dengan banyaknya sindiran, penj) dan lain-lain. Saya tidak habis pikir, nampaknya masalah baru selalu dating tanpa permisi, seakan-akan tidak peduli dengan orang yang akan menghadapi masalah tersebut.
Oh, inikah cobaan? Kalo memang ini cobaan, “Mengapa begitu berat bagi Saya?” Padahal menurut Agama ISLAM, seseorang tidak akan ditimpa musibah melebihi kapasitasnya. Wallahualam.
Tapi, Saya tetap berusaha bertahan di atas masalah yang sangat banyak tersebut. Sampai-sampai banyak pekerjaan terbengkelai, hidup tak termanage, pikiran di kelas melayang-layang (memikirkan masalah ini. Merenung adalah kecenderung anak laki-laki. Info ini saya dapat dari psikologis, penj), dan masih banyak lagi. Namun, “Apakah Saya puas dengan cara ini?” tentu saja tidak!!!!!, oleh sebab itu Saya masih terus mencari jawaban, sebuah jawaban dari setiap masalah (solusi, penj).
Dari proses pencarian tersebut Saya temukan banyak sekali solusi, yang bisa Saya temukan. Dari positf thinking, sampai kembali kepada Sang Pencipta. Akan tetapi, muncul lagi pertanyaan di benak Saya “Bagaimana cara melakukannya?’ dan “Solusi mana yang paling tepat bagi masalah ini?” Akhirnya seperti biasa lagi-lagi frustasi (Rasa ini Saya rasakan sebelum Saya membaca “La Tahzan” Karya DR. ‘Aidh al-Qarni. Tetapi sekarang hal tersebut tetap ada namun dengan kadar yang kecil, penj) muncul dikarenakan bingungnya Saya.
Hati seakan ingin menjerit, karena siksaan batin yang begitu kuat. Ditambah lagi globalisasi dan banyak di antara kita secara tidak sengaja, langsung ato tidak langsung tertarik arus globalisasi yang sangat deras ini (yang mana efek tersebut biasanya cenderung merusak, seperti perilaku amoral dll, penj). Dan apabila Anda bertanya pada Saya “Apakah saya juga mengikuti arus tersebut?” Memang sulit menjawab pertanyaan satu ini, karena logikanya melawan arus itu lebih sulit dari pada mengikuti arus. Maka, saya jawab, Saya belum bisa melawan arus dengan total.
Mungkin melalui cerpen, bukan cerpen, renungan atau apalah. Bisa menambah wawasan Anda melalui sudut pandang yang berbeda. Semoga hal ini bermanfaat bagi Anda semuanya.

Lampiran

Pada bagian lampiran ini, sekiranya Anda dapat mengetahui “Mengapa system pendidikan di kebanyakan Negara khususnya di Indonesia kurang efektif dan membosankan serta monoton (Mayoritas)? Karena menurut yang penulis baca bahwa sistem pendidikan di kebanyakan Negara, lebih cenderung mematikan potensi yang sangat luar biasa dari seorang manusia (Anda, Saya, Kita semua, penj). Dan menurut yang penulis baca juga, bahwa seorang ahli genetika asal Jepang, pernah mencoba meneliti tentang buah tomat yang hanya berbuah puluhan buah saja setiap panen. (puluhan buah per pohon, penj). Peneliti tersebut, mencoba melakukan perkiraan (hipotesa, penj) tentang kendala yang membuat pohon tomat tersebut tidak produktif. Dan setelah Peneliti tersebut menghilangkan penghambat produktifitas pada pohon tomat seperti: jenis tanah, air, sinar matahari dll. Maka secara mengejutkan pohon tomat tersebut dapat berbuah ratusan bahkan ribuan buah tiap kali panen. Dan peneliti tersebut secara blak-blakan kurang setuju dengan sistem pendidikan di kebanyakan Negara termasuk Indonesia, karena Apa? ya membunuh kreatifitas, keberanian dll. Lagi2 doktrin, doktrin dan doktrin. Itulah yang penulis dapatkan dari dulu, karena penulis merasakan sendiri bahwa dari dulu penulis selalu didoktrin bahwa nilai baik itu pasti pandai dll. Padahal tidak, karena setiap orang punya potensi yang sangat luar biasa.
Coba liat penelitian tentang pohon tomat yang awalnya ,buahnya Cuma puluhan saja per pohon, menjadi ratusan atau bahkan ribuan buah per pohon. Nah, tidak lupa juga, bahwa peneliti asal Jepang tersebut mengungkapkan Tomat saja bisa seluar biasa seperti itu, bagaimana dengan kita? Oh iya ada pemikiran dari penulis, bahwa yang terpenting untuk pendidikan adalah konsep diri yang bagus (etos kerja tinggi, tidak mudah menyerah, penj) . Karena, dengan konsep diri yang bagus maka, segala macam hal akan dengan senang hati dihadapi. Tapi, apa yang penulis dapat dari TK, menghitung, menulis, membaca, nyanyi dll. Dan di SD, menulis, mencatat, membaca, menghitung dll. Di SMP menulis, mencatat, membaca, menghitung dll. Di SMA lagi-lagi menulis, membaca, menghitung dll. Coba bayangkan? Apakah gak blenger, dengan kegiatan yang itu-itu saja.
Tapi akan beda hasilnya jika Saya dulu mendapatkan pelajaran konsep diri yang bagus. Ya Saya analogikan sendiri pendidikan ideal Saya (menurut penulis, penj), TK mendapat pelajaran bagaimana cara makan yang benar, tidur yang benar (cara-cara ini dapat member efek disiplin bagi anak, walaupun anak belum mengetahui tujuannya, penj). Dll. Wah penulis males menjelaskan sistem pendidikan yang ideal bagi penulis nih, mungkin karena konsep diri penulis yang masih buruk.
Nah terbukti kan, sekarang bahwa sistem pendidikan kita masih kurang efektif. Ya, Saya katakan apa adanya tentang keadaan di lapangan. Saya langsung Tanya kepada teman-teman Saya, seperti “hey, koe dong gak karo pelajaran ABC?” mbuh2 an dong, Seneng wae ora. Dll. Itulah nada-nada yang biasa Saya dengar. (Maaf pren2, kalo pertanyaan dan jawaban sedikit berbeda dengan yang nyata, tapi intinya sudah kena, penj). Dan ada hal yang sangat kronis, wah malah Saya sebut super kronis, karena dari SD sampai SMA ini selalu ada yang mencontek. Dan ironisnya jumlahnya semakin meningkat dan meningkat. Wah maklum sajalah, la wong doktrin nya saja bahwa kita harus dapat nilai bagus. Wah payah2. Sudahlah penulis tidak mau menulis lagi, karena males (konsep diri yang jelek).

Di bawah ini Penulis akan memberikan beberapa lampiran yang penulis copy-paste dari internet. Semoga bermanfaat.






Di atas adalah gambar cover buku yang Saya baca dengan judul “The Divine Message Of The DNA”. Anda bisa download di :


Ebook di atas sudah sebagian penulis baca. Isinya pas buat Anda (Guru, penj), karena didalam ebook tersebut menjelaskan tentang sifat dasar laki-laki dan perempuan. Silahkan download di :





Bocah 9 Tahun Menguasai Hampir Semua Bahasa Programer !

Su Lieyi (9), bocah laki-laki dari Taian City, Propinsi Shandong, dilaporkan sangat piawai dalam beberapa bahasa pemrograman.

Ia telah membuat website pribadi, mengembangkan perangkat lunaknya, dan mencapai tingkat college dengan autodidak, misalnya matematika, fisika, dan kimia.

Liu Xinxin, ibu Su Lieyi, dalam wawancara dengan surat kabar Qilu Evening News, bahwa Su memperlihatkan perhatian besar pada komputer sejak usia 7 tahun, ketika kali pertama diperkenalkan dengan komputer. Waktu itu, ia membelikan beberapa buku komputer tingkat dasar.

Dalam 2 tahun, Su menguasai lebih dari belasan bahasa pemrograman. Pada umur 8 tahun, ia belajar C language, VF (Visual FoxPro), VB (Visual Basic), VC (Visual C), VC++, BASIC, Pascal, PHP, JAVA, dan ASP (Active Server Page).

Menurut Liu, Su memanfaatkan beberapa perangkat lunak gratisan yang didapat di internet untuk mengembangkan sistem operasional miliknya. Ketika sebuah forum moderator memberi Su sebuah Microsoft recruitment assessment form untuk mengujinya. Ia memperoleh nilai 90.

Su menyelesaikan website-nya sendiri dalam waktu kurang dari satu bulan. Ia bilang, “Sebenarnya website adalah sebuah forum. Bertujuan memberitahu orang yang ingin berbagi ketertarikan yang sama dalam pemrograman.”

Sekarang Su belajar sendiri di rumah. Ibunya mengatakan bahwa saat usia 7 tahun, Su masuk kelas lima sekolah dasar untuk memperoleh pengenalan sekolah tetapi ternyata ia telah menguasai seluruh pengetahuan yang diajarkan di sekolah.

Ketika Su usia 8 tahun, ia masuk SMP. Ia dapat menjawab semua pertanyaan yang guru berikan. Sebuah kejutan bagi gurunya bahwa Su lulus ujian dengan nilai 100 untuk matematika dan nilai tinggi untuk bahasa Mandarin dan Inggris.

Liu kemudian memasukkan anaknya ke SMA. Bahan yang diajarkan di sekolah ini juga mudah bagi Su untuk dimengerti. Ia sering mendapat nilai 90 dibidang matematika dan ranking pertama dalam bidang fisika.
Saat ini Su mempelajari buku-buku tingkat perguruan tinggi seperti matematika lanjutan. Liu mengatakan, “Ia tidak pernah membaca keseluruhan buku. Ia sering memeriksa halaman isi buku dan membaca salah satu yang ia merasa tertarik. Kemudian membacanya dengan cermat sampai sepenuhnya mengerti isinya.”

Saya sadur sepenuhnya dari sebuah web, tapi alamatnya lupa. Maaf!!


Komentar dari penulis (Galang, penj) :
Wah sungguh mengagumkan. Saya pun sampai malu gara-gara SMA tidak bisa apa-apa. Sedangkan Su Lieyi dalam usia yang cukup muda (9 tahun) dapat menguasai bahasa pemrograman dan bisa membuat web site sendiri. Sedangkan Saya masih copy-paste (BLOG), wah perbedaan yang sangat jauh. Inilah bukti bahwa yang terpenting dari pendidikan itu bukan nilai, tetapi konsep diri, dan yang lebih penting lagi adalah pengembangan.
Dan yang lebih mengagumkan dia belajar secara otodidak, Wah keren. Aduh Saya Cuma bisa geleng-geleng kepala. Bisa gak ya Saya seperti dia? Bagaimana ya cara belajarnya? Bahkan tingkatnya sudah tingkat lanjutan. Tapi Saya masih tingkat dasar, tingkat dasar saja masih dapat nilai 20. 60, mimpi.
Tapi, inilah yang semakin menambah keyakinan Saya bahwa belajar otodidak adalah baik untuk semua orang termasuk Saya. Dan akhirnya artikel di atas dapat Saya jadikan argument, serta motivasi untuk terus maju. AKU PASTI BISA!!!!!


By : Galang Swawinasis (11/X.2)

Komentar :

ada 0 komentar ke “CARUT MARUTKU”

Posting Komentar

Soccer Rankings